HAPPY STUDY

Kamis, 28 Agustus 2014



SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MANDAU
2014

BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang Masalah
Jaringan merupakan kumpulan dari sel-sel yang memiliki bentuk, struktur, fungsi
tertentu. Jaringan pada tumbuhan secara garis besar, berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi 2, yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen.
            Setiap organ pada tumbuhan tersusun atas berbagai macam jaringan. Contohnya pada bagian daun tumbuhan tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan berkas pembuluh angkut. Pada bagian batang tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan endodermis.
            Untuk mengetahui dan memahami secara jelas dan pasti jaringan – jaringan yang menyusun organ - organ  tumbuhan, diperlukan praktikum pengamatan berbagai jaringan pada tumbuhan. Praktikum ini dapat dilakukan dengan menggunakan daun Rhoe discolor, tangkai  daun enceng gondok, tangkai daun seledri, daun nangka, dan tangkai batang pacar air sebagai objek penelitian.
Dengan menjadikan ke empat objek tersebut sebagai objek dalam praktikum biologi pengamatan  berbagai jaringan pada tumbuhan, maka dapat diketahui dengan jelas struktur berbagai jaringan pada tumbuhan. Hal – hal inilah  yang mendorong penulis untuk melakukan praktikum dengan judul “ Pengamatan Berbagai Jaringan Pada Tumbuhan “.

      B. Rumusan Masalah
                        Rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah :
1.      Bagaimana struktur jaringan pada daun Rhoe discolor ?
2.      Bagaimana struktur jaringan pada daun nangka ?
3.      Bagaimana  struktur jaringan pada tangkai daun enceng gondok ?
4.      Bagaimana struktur jaringan pada tangkai daun selederi ?
5.      Bagaimana struktur jaringan pada batang pacar air ?
6.      Termasuk sel mati ataukah sel hidup sel – sel penyusun jaringan tumbuhan yang telah diamati ?
      C. Tujuan
   Praktikum biologi dengan judul “Pengamatan Berbagai Jaringan Pada Tumbuhan”,bertujuan untuk :
1.      Mengetahui struktur jaringan pada daun Rhoe discolor.
2.      Mengetahui struktur jaringan pada daun nangka.
3.      Mengetahui bagaimana  struktur jaringan pada tangkai daun enceng gondok.
4.      Mengetahui  struktur jaringan pada tangkai daun selederi.
5.      Mengetahui  struktur jaringan pada batang pacar air
6.      Mengetahui termasuk sel mati atau sel hidup  sel-sel penyusun jaringan tumbuhan yang diamati.
























BAB II
DASAR TEORI


          Jaringan merupakan kumpulan dari sel yang memiliki struktur, bentuk, dan fungsi tertentu. Jaringan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
  1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem atau jaringan muda merupakan jaringan yang terdiri dari sekelompok sel tumbuhan yang aktif membelah. Sel meristem biasanya belum mengalami diferensiasi, yaitu proses pertumbuhan dan kumpulan sel yang mempunyai sifat berbeda.
Ciri – ciri sel meristem, yaitu ukuran selnya kecil, berdinding tipis, memiliki nukleus yang relatif besar, vakuola berukuran kecil, dan kaya akan sitoplasma, serta selnya berbentuk kuboid atau prismatis.
Jaringan meristem dibedakan menjadi :
a.       Berdasarkan Penyusunannya
·        Meristem Primer
Meristem primer merupakan jaringan yang ditemukan  pada tumbuhan dewasa dan masih membelah diri. Umumnya jaringan ini ditemukan pada ujung akar dan ujung batang yang mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi. (Aryulina,dkk,2007:36)
·        Meristem Sekunder
Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan primer, dan pada pertumbuhan selanjutnya akan menjadi sel – sel yang bersifat meristematis, contohnya kambium.. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu kambium.
Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem.
Aktivitas kambium  menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae(tumbuhan berbiji terbuka ).
Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu. (Guru Ngeblog )

b. Berdasarkan Letak
·        Meristem Apikal
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu  menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang. Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
·        Meristem Interkalar
Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel  meristem  interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
·        MeristemLateral
Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya  akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang. (www.google.com )


  1. Jaringan Permanen
Jaringan permanen merupakan jaringan yang tidak bersifat meristematis lagi. Jaringan ini terbentuk dari diferensiasi sel – sel hasil pembelahan jaringan meristem, baik meristem primer ataupun meristem sekunder. ( Saktiyono, 2008 : 12 )
 Menurut fungsinya, jaringan ini terbagi menjadi :
a.     Jaringan Epidermis
Adalah jaringan terluar tumbuhan yang menutupi permukaan tubuh tumbuhan, yaitu pada akar, batang, daun, dan biji. Jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Fungsi khusus jaringan ini adalah sebagai  pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan, kerusakan mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zazt-zat makanan.
Ciri-ciri jaringan epidermis pada tumbuhan umumnya;
·        Terdiri dari sel-sel hidup;
·        Berbentuk persegi panjang;
·        Sel-selnya rapat dan tidak memiliki ruang antar sel;
·        Tidak memiliki klorofil;
·        Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan,  namun  dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain tetap tipis;
·        Mampu membentuk derivat jaringan epidermis.
Jaringan epidermis dapat mengalami modifikasi menjadi stomata,  trikomata, spina, velamen, sel kipas,dan sel kersik.
Stomata(jamak;stoma = tunggal) atau mulut daun, merupakan suatu  celah pada jaringan epidermis yang dibatasi oleh dua sel penjaga. Sel penjaga berisi kloroplas dan memiliki bentuk yang berlainan dengan sel epidermis sebagai sel asalnya. Stomat berfungsi:
·        Jalan masuk CO2 dari udara dan keluarnya O2  pada waktu fotosintetis di siang hari;
·        Jalan penguapan (transpirasi);
·        Jalan pernapasan (respirasi), yaitu masuknya O2  dan keluarnya CO2.
Trikomata  (jarak; trikoma = tunggal) atau rambut – rambut  merupakan modifikasi jaringan  epidermis  berupa rambut – rambut .
Trikomata hampir terdapat seluruh permukaan organ tumbuhan , misalnya pada akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.  Oleh karena itu,ada istilah rambut akar , rambu batang , rambu daun, rambut  bunga, dan lain – lain .Trikomata  dibedakan menjadi trikomata non-glanduler dan trikomata glanduler. 
Spina (duri ) merupakan alat tambahan pada epidermis sel tumbuhan bagian batang tumbuhan. Spina dibedakan menjadi spina palsu dan spina asli. Spina palsu merupakan duri yang dibentuk oleh jaringan di bawah epidermis., yaitu pada daerah korteks batang. Spina asli merupakan duri yang dibentuk oleh jaringan dari dalam stele batang.
Velamen  merupakan lapisan sel mati di bagian dalam jaringan epidermispada akar gantung tumbuhan anggrek, yang berfungsi sebagai alat penyimpanan air.(Aryulina,dkk,2007:39)
            2. Jaringan parenkim
Adalah jaringan terbesar pada tubuh tumbuhan, karena
     mengisi hampir sebagian besar jaringan tumbuhan.
            Ciri – ciri jaringan parenkim anatara lain sebagai berikut :
1)      Umumnya sel berukura besar dan berdinding tipis
2)      Selnya hidup dan mengandung kloroplas
3)      Mengandung banyak rongga antarsel
4)      Mengandung banyak vakuola
5)      Letak sel tidak rapat. (Saktiyono,2008:13)
Fungsi jaringan parenkim adalah :
1)      Untuk fotosintesis
2)      Menyimpan bahan makanan
3)      Menyimpan udara
4)      Untuk transportasi
5)      Menyimpan air
Macam – macam jaringan parenkim pada daun antara lain:
1)      Palisade parenkim ( jaringan tiang atau jaringan pagar ), sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis
2)      Spons parenkim ( jaringan bunga karang ), untuk menyimpan hasil fotosintesis sementara.
Pada akar dan batang terdapat parenkim kayu dan parenkim kulit. Pada parenkim kulit dapat dijumpai sel sel yang mengandung klorofil yang disebut klorenkim. (Hapsoro,2006:19)
            3. Jaringan Penyonkong
Adalah jaringan yang berfungsi untuk menunjang tumbuhan
       agar kuat dan kokoh berdiri.
Ada 2 macam jaringan penyongkong, yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.
a.       Jaringan kolenkim
Jaringan ini banyak terdapat pada tumbuhan muda yang sedang tumbuh serta pada tumbuhan herba. Sel kolenkim merupakan sel hidup. Dinding selnya mengalami penebalan dari selulosa yang biasanya terdapat di bagian sudut- sudut selnya.
Jaringan ini terdiri dari sel-sel mati. Dinding sel mengalami penebalan dari zat kayu (lignin). Fungsi sklerenkim adalah menguatkan bagian tumbuhan yang telah dewasa.
            Menurut bentuknya, jaringan sklerenkim ada 2 macam :
a.       Sklereid (sel batu ), berbentuk bulat, dan berdinding keras sehingga tahanan tekanan. Contohnya sel – sel tempurung kelapa dan tempurung kenari.
b.      Serabut sklerenkim (serat), berbentuk panjang dan umumnya terdapat pada permukaan batang.
4.   Jaringan Pengangkut
      Jaringan pengangkut terdiri atas xilem dan floem.
Gabungan antara xilem dan floem membentuk suatu berkas pengangkut.
a.       Xilem ( pembuluh kayu )
Sel – sel penyusun xilem adalah trakeid dan trakea, elemen pembukuh, dan parenkim xilem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke dalam.
b.      Floem ( pembuluh tapis )
Floem terdiri atas sel-sel yang hidup, berdinding selulosa, dan dinding melintangnya berpori. Floem terdiri atas elemen buluh tapis, sel pengiring, dan serabut floem.
Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. (Saktiyono,2008:13-14)
            Proses pengangkutan pada tumbuhan ada 2,yaitu ekstravaskuler dan intravaskuler. Xilem dan floem bersatu membentuk suatu ikatan pembuluh (fasis). Adapun macam – macam  pembuluh sebagai berikut ;
1)      Tipe konsentris
a.       Amfivasal, bila xilem mengelilingi floem.
b.      Amfikribal, bila floem mengelilingi xilem.
2)      Tipe kolateral, bila floem terletak di sebelah luar dan xillem di sebelah dalam. Tipe ini dibedakan menjadi;
a.       Kolateral terbuka bila diantara xilem dan floem terdapat kambium.
b.      Kolateral tertutup bila antara xilem dan floem tidak kambium.
3)      Tipe bikolateral, bila xilem diapit oleh floem di sebelah luar dan di sebelah dalamnya.
4)      Tipe radial, bila letak xilem dan floem berselang- seling.
( Hapsoro,2010: 20)
Organ pokok pada tumbuhan  yang bersifat vegetatif adalah akar, batang, dan daun. Organ generatif yang pokok pada tumbuhan berbunga adalah bunga.
1. Akar
Akar adalah organ tumbuhan yang memiliki fungsi sebagai berikut:
a.       Menyerap air dan zat-zat hara yang terlarut serta mengangkut ke batang dan ke daun.
b.      Menunjang dan memper kokoh berdirinya batang pada tanah atau substrat lain.
c.       Pada beberapa jenis tumbuhan, akar berperan sebagai tempat penyimpan cadangan makanan dan sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.
  Struktur akar
            Secara anatomi, akar tersusun atas epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
  1. Epidermis ( kulit liar )
Epidermis akar terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat, berbentuk
pipih,berdinding tipis, serta mudah dilalui air dan zat-zat hara. Fungsi rambut akar adalah memperluas daerah penyerapan air dan zat hara.
  1. Korteks
Terdiri atas beberapa lapis sel yang berdinding tipis dan memiliki banyak
Ruang udara yang berperan dalam pertukaran gas.
  1. Endodermis
Terdiri selapis sel yang tebal. Sebagian besar sel-sel endodermis memiliki
bagian seperti pita yang mengandung gabus atau zat lignin, yang disebut pita kapsari. Endodermis berperan mengatur jalannya air dan zat hara yang diserap akar dari tanah masuk ke silinder pusat.
  1. Stele
Tersusun atas perikambium, xilem, dan floem. Perikambium merupakan
lapisan terluar dari silinder pusat. Xilem dan floem terletak di sebelah dalam perikambium.

2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang memiliki fungsi sebagai berikut :
1)      Sebagai pembentuk dan penyangga daun
2)      Sebagai alat pembiakan vegetatif dan penyimpanan bahan makanan cadangan
3)      Sebagai alat transportasi air dan zat hara dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Jaringan penyusun batang
            Batang tersusun atas jaringan – jaringan berikut :
  1. Epidermis
Epidermis akar terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat, berbentuk
Sel-sel pipih, tersusun rapat, dan memiliki ruanga antar sel. Berfungsi melindungi jaringan bagian dalamnya.
  1. Korteks
Tersusun dari sel-sel parenkim yang berdinding tipis, memiliki vakuoala
besar, dan memiliki banyak ruang antarsel. Fungsinya untuk menyimpan cadangan makanan.
  1. Endodermis
Merupakan lapisan terdalam dari korteks yang tersusun atas satu lapis sel
yang mengandung zat tepung.
  1. Stele
Merupakan bagian terdalam batang. Stele disusun oleh xilem primer,
floem primer, kambium vaskula, dan empulur.
3. Daun
          Daun berfungsi :
a.       Tempat berlangsungnya proses fotosintesis
b.      Tempat penyimpanan bahan makanan
c.       Alat penguapan ( transpirasi )
Struktur daun
            Pada dasarnya daun memiliki susunan anatomi yang serupa dengan batang, yaitu epidermis, parenkim, berkas pembuluh angkut.
  1. Epidermis
Epidermis daun terdiri dari satu lapisan sel pipih dengan dinding tebal
berlapiskan kutikula atau lilin. Lapisan kutikula berfungsi  mencegah penguapan air yang berlebihan. Epidermis daun juga dapat termodifikasi menjadi trikom  yang berupa rambul – rambut atau duri.
            Pada epidermis daun terdapat stomata yang berfungsi untuk pertukaran gas.
  1. Parenkim
Parenkin daun (mesofil) terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah.
Parenkin daun pada tumbuhan dikotil terdiferensi menjadi parenkin palisade dan parenkin spons.
1)       Parenkin palisade (jaringan tiang)
Jaringan ini terdiri atas sel – sel silindris, tegak, tersusun rapat, dan mengandung banyak kloroplas. Pada parenkin palisade berlangsung fotosintetis.
2)       Parenkin spons  (jaringan bunga karang)
Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang berbentuk tidak teratur, memiliki banyak ruang antar sel dan sedikit mengandung kloroplas. Parenkin spons berfungsi menampung karbon dioksida untuk proses fotosintetis.
  1. Berkas pembuluh angkut
Berkas pembuluh angkut daun ( xilem dan floem ) terdapat di tulang daun, yang
merupakan sistem jaringan pembuluh lanjutan dari jaringan pembuluh batang atau cabang dan akar.
  1. Bunga
Bunga bukan merupakan organ pokok tumbuhan , melainkan  hasil modifikasi dari daun.
Struktur Bunga
                  Bagian – bagian utama bunga adalah :
§         Kelopak bunga ( calyc)
§         Mahkota bunga ( corolla )
§         Benang sari ( stamen )
§         Putik ( pistillum ). (Saktiyono,2008:14-16)               















BAB III
METODE

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum biologi dengan judul ” Laporan Praktikum Biologi Jaringan Tumbuhan”, ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Oktober 2010 pukul 14.00 WIB di Laboratorium Biologi SMAN 1 Jetis.

 B. Metode Pengumpulan  Data
Metode yang digunakan dalam menyelesaikan laporan ini adalah melakukan
praktikum mengenai jaringan pada tumbuhan dan study pustaka, yaitu menggunakan literatur ( buku dan internet ) sebagai sumber data.

C. Alat dan Bahan
            Untuk menunjang terlaksananya praktikum ini, dibutuhkan alat dan bahan, yaitu :
            Untuk menunjang terlaksananya praktikum ini, dibutuhkan alat dan bahan, yaitu :
Alat
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah :
§         Mikroskop, kaca objek, dan kaca penutup
§         Pipet
§         Alat tulis
§         Silet / cutter
     2.  Bahan
            Bahan – bahan yang dibutuhkan adalah :
§         Daun Rhoe discolor
§         Tangkai daun enceng gondok
§         Tangkai daun selederi
§         Daun nangka
§         Batang pacar air
§         Air

D. Cara Kerja
1. Mengamati jeringan epidermis
a. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu mikroskop, kaca objek, kaca penutup, pipet,     silet / cutter, alat tulis, daun Rhoe discolor,dan daun nangka.
b. Membuat beberapa sayatan epidermis permukaan bawah daun Rhoe discolor dan daun nangka.
c. Meletakkan sayatan tersebut pada kaca preparat dan menutupnya dengan kaca penutup. Sebelum ditutup meneteskan air pada sayatan tersebut, agar lebih jelas ketika diamati.
d. Mengamati sayatan tersebut di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil kemudian besar.
e. Menggambar hasil pengamatan di lembar kerja dan menyertakan keterangan.
f. Menentukan bagian – bagian yang diamati.
   2. Mengamati jaringan parenkim
a. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu mikroskop, kaca objek, kaca penutup, pipet,     silet / cutter, alat tulis, tangkai daun enceng gondok.
b. Membuat beberapa sayatan melintang pada tangkai daun enceng gondok,yaitu bagian yang menggelembung.
c. Meletakkan sayatan tersebut pada kaca preparat dan menutupnya dengan kaca penutup. Sebelum ditutup meneteskan air pada sayatan tersebut, agar lebih jelas ketika diamati.
d. Mengamati sayatan tersebut di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil kemudian besar
e. Menggambar hasil pengamatan di lembar kerja dan menyertakan keterangan.
f. Menentukan bagian – bagian yang diamati.
    3. Mengamati jaringan penguat / penyongkong
a. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu mikroskop, kaca objek, kaca penutup, pipet,     silet / cutter, alat tulis,tangkai daun selederi.
b. Membuat beberapa sayatan melintang pada tangkai daun selederi.
c. Meletakkan sayatan tersebut pada kaca preparat dan menutupnya dengan kaca penutup.
d. Mengamati sayatan tersebut di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil kemudian besar
e. Menggambar hasil pengamatan di lembar kerja dan menyertakan keterangan.
f. Menentukan bagian – bagian yang diamati.
    4. Mengamati jaringan pengangkut
 a. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu mikroskop, kaca objek, kaca penutup, pipet,     silet / cutter, alat tulis, dan batang pacar air.
b. Membuat beberapa sayatan melintang pada tangkai batang pacar air
c. Meletakkan sayatan tersebut pada kaca preparat dan menutupnya dengan kaca penutup.
d. Mengamati sayatan tersebut di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil kemudian besar
e. Menggambar hasil pengamatan di lembar kerja dan menyertakan keterangan.
f. Menentukan bagian – bagian yang diamati.






























BAB IV
PEMBAHASAN
                  

                                                                                          
                                                                                   
                                                                                               
                                   



Jaringan Epidermis                      Jaringan Epidermis                        Jaringan Parenkim
Daun Rhoe discolor                       Daun Nangka                 Tangkai Daun Enceng Gondok
                                                                                   








 








                    
       
                    Jaringan Penyonkong                                                  Jaringan Pengangkut
                 Tangakai Daun Selederi                                                    Batang Pacar Air













                                                                                                                                          
Jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang memiliki bentuk, struktur, dan fungsi tertentu. Dan kumpulan dari jaringan – jaringan akan membentuk organ, seperti organ tumbuhan.
Organ tumbuhan memiliki tiga bagian pokok yang merupakan hasil diferensiasi jaringan tumbuhan. Ketiga bagian tersebut diantaranya daun dan batang. Pengamatan terhadap berbagai jaringan pada daun dan batang,seperti jaringan epdermis, jarngan parenkim, jaringan penyongkong, dan jaringan pengangkut dapat diketahui dengan pasti,melalui praktikum yang dilakukan penulis, yaitu menjadikan daun Rhoe discolor, daun nangka, tangkai daun enceng gondok, tangkai daun selederi, dan batang pacar air sebagai objek dalam pengamatan terhadap berbagai jaringan pada tumbuhan.
            Dengan membuat sayatan permukaan bawah daun nangka dan daun Rhoe discolor , dapat dilakukan pengamatan terhadap jaringan epidermis. Berdasarkan literatur buku, jaringan epidermis memiliki ciri-ciri antara lain :
  • Umumnya terdiri atas satu lapis sel yang terletak pada lapisan paling luar
  • Bentuk sel seperti balok dan tersusun rapat
  • Umumnya tidak berklorofil
  • Terdirri dari sel hidup
Berdasarkan hasil pengamatan  terhadap sayatan permukaan bawah daun nangka dan daun Rhoe discolor dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran 10 X 10, diperoleh data sebagai berikut :
  •  Sel – selnya tersusun rapat
  • Bentuk sel agak panjang dan hampir menyerupai balok.
Dari data yang diperoleh berdasarkan pengamatan dengan mikroskop cahaya.tidak semua
ciri - ciri  jaringan epidermis dapat diketahui semua dengan jelas, hal ini karena faktor alat dan keterbatasan pengamatan penulis.
            Selain data di atas, hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada jaringan epidermis daun nangka dan daun  Rhoe discolor terdapat stomata. Stomata merupakan salah satu modifikasi jaringan epidermis yang berfungsi sebagai jalan masuk CO2 dari udara dan keluarnya O2 pada waktu fotosintesis siang hari, transpirasi, dan respirasi.
            Dari hasil pengamatan terhadap tangkai daun enceng gondok, diperoleh data bahwa pada tangkai daun enceng gondok terdapat jaringan parenkim, dengan rincian sel-selnya besar dan letaknya jarang, serta selnya berbentuk seperti segi enam.  Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang ditemukan hampir semua bagian ( organ ) tumbuhan. Berdasarkan literatur buku, jaringan ini  memiliki banyak vakuola, letak initi sel mendekati dasar sel, mengandung banyak rongga antarsel, dan mengandung kloroplas. Ciri – ciri di atas tidak dapat diamati dalam praktikum dan tidak terlihat dalam praktikum. Karena alat yang digunakan adalah mikroskop cahaya yang masih mempunyai kelemahan dalam pengamatan benda – benda mikro.
            Jaringan parenkim berperan besar dalam proses fotosintesis,sebab jaringan ini fungsiny adalah untuk berfotosintesis. Selain itu, jaringan ini berfungsi untuk menyimpan bahan makanan, transportasi, menyimpan udara serta air.
            Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tangkai daun selederi, jaringan yang terlihat hanyalah jaringan kolenkim yang merupakan bagian dari jaringan penyongkong. Fungsinya adalah untuk menunjang tumbuhan agar dapat berdiri kokoh dan kuat.
            Sel kolenkim merupakan sel hidup, dinding selnya mengalami penebalan dari selulosa yang biasanya terdapat pada bagian sudut-sudutnya.
            Dengan sayatan melintang batang pacar air,dapat diamati dengan jelas jaringan pengangkutnya. Dari hasil pengamatan sayatan melintang batang pacar air di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 X 60, data yang diperoleh adalah pada batang pacar air  terlihat  jaringan epidermis, endodermis, xilem dan floem (jaringan pengangkut). Sel – sel penyusun jaringan epidermis, xilem dan floem, dan endodermis adalah sil hidup. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun.
Floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari dau ke seluruh bagian tubuh.

















BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan berbagai jaringan pada tumbuhan pada praktikum biologi antara lain :
  1. Daun Rhoe discolor terdapat atau tersusun atas jaringan epidermis yang sel-selnya berbentuk seperti balok dan tersusun rapat. Dan terdapat stomata.
  2. Daun nangka terdapat atau tersusun atas jaringan epidermis yang sel-selnya
berbentuk seperti balok dan tersusun rapat. Dan terdapat stomata.
  1. Tangkai daun enceng gondok tersusun atas jaringan parenkim. Sel-selnya besar
dan letaknya jarang.
  1. Tangkai  daun selederi  tersusun atas jaringan kolenkim yang merupakan bagian dari jaringan penyongkong atau jaringan penguat. Jaringan kolenkim tersusun atas sel-sel hidup, dinding selnya mengalami penebalan dari selulosa yang biasanya terdapat pada bagian sudut-sudutnya.
  2. Pada batang pacar air terdapat jaringan epidermis, endodermis, jaringan pengangkut (xilem dan floem).
  3.  Sel-sel penyusun daun Rhoe discolor, daun nangka, tangkai daun enceng gondok, tangkai daun selederi, dan batang pacar air hádala sel hidup.

B. Saran
  1. Meningkatkan kerjasama antaranggota kelompok dalam melakukan, praktikum..
  2. Sebelum melakukan praktikum, segala sesuatu yang diperlukan agar dipersiapkan lebih matang.
  3. Dalam melakukan pengamatan harus cermat dan hati-hati.








DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah, dkk. 2007.Biologi 1 SMA dan MA Untuk Kelas XI. Jakarta : esis
Hapsoro. 2007. Modul Siswa Biologi Kelas XI Semmester 1.Surakarta : PT. WIDYA DUTA
GRAFIKA
Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi Untuk SMA / MA Kelas XI.Jakarta : ERLANGGA
Pratiwi D. A.2007. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : ERLANGGA
Tim Penyusun Biologi.1991. Biologi Untuk Kelas 2 Semester 3 SMA. Klaten : PT. INTAN
PARAWITA
www.goole.com

kursor